Lembar presentasi Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Dinas Kesehatan DKI Jakarta Arif Syaiful Haq mengenai gejala tuberkulosis (TB) yang ditampilkan dalam Sosialisasi Stop Tuberkulosis (TB) di Jakarta, Rabu (2/9/2025). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa.
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengingatkan warga Jakarta terkait pengobatan tuberkulosis (TB) yang bebas biaya alias gratis hingga sembuh di seluruh puskesmas di Ibu Kota.
"Sakit TB ini bisa diobati, dan gratis pengobatannya, itu ada di puskesmas, di seluruh puskesmas yang ada di DKI Jakarta," ujar Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Dinas Kesehatan DKI Jakarta Arif Syaiful Haq dalam Sosialisasi Stop Tuberkulosis (TB) di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, Pemprov DKI berkomitmen menyelenggarakan pelayanan TB, mulai dari pemeriksaan sampai pengobatan hingga tuntas, demi mewujudkan target eliminasi TB pada 2030.
Di sisi lain, dia mengungkapkan pengobatan TB membutuhkan waktu enam bulan, asalkan pasien minum obat secara teratur.
Sejumlah efek samping dari obat TB, di antaranya kehilangan nafsu makan, nyeri sendi atau kesemutan, air kencing berwarna kemerahan, gatal dan kemerahan di kulit, gangguan keseimbangan tubuh, serta pandangan buram.
"Tapi tetap harus diminum obat TB-nya, datang konsultasi kepada petugas kesehatan di puskesmas atau dokter-dokter yang ada di fasilitas kesehatan lainnya," kata Arif.
Baca juga: Pemprov DKI optimistis eliminasi tuberkulosis
Pasien yang berhenti mengonsumsi obat TB, misalnya baru dua bulan lalu berhenti minum obat, dapat berisiko kebal atau resistan obat.
Kalau sudah seperti itu, sambung dia, maka pasien harus menjalani masa pengobatan yang lebih panjang, yakni 9 hingga 24 bulan.
"Kalau sudah resisten, tidak lagi mempan dengan obat TB lini pertama, harus dengan obat yang lebih kuat lagi. Kalau kita bicara yang resisten obat, pasien harus minimal selama 9-24 bulan minum obat," jelas Arif.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta per Juli 2025, kasus TB di Ibu Kota mencapai 36.825 kasus. Dari jumlah tersebut, 676 kasus di antaranya atau 2 per 100 orang merupakan TB resistan obat (RO) atau kebal terhadap obat TB lini pertama.
Baca juga: Warga diimbau segera ke puskesmas jika batuk tak kunjung sembuh
Baca juga: Rano sebut program Pemprov fokus tuntaskan kasus tuberkulosis
Pewarta: Lia Wanadriani SantosaEditor: Rr. Cornea Khairany Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.